Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tingkat SMP di Kabupaten Kuningan dipantau langsung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Riset dan Teknologi dalam penggunaan online murni maupun setengah/semi online, Rabu (21/9/2022).
Analis Pelaksana Kurikulum Pendidikan Direktorat SMP, Elly Wismayanti, S.Sos, MAP, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Abidin MPd, memantau langsung tiga SMP Negeri yakni; SMP Negeri 4 Kuningan, SMP Negeri 5 Kuningan dan SMP Negeri 1 Jalaksana. Berdasar hasil pemantauan dalam pelaksanaan ANBK SMP di Kuningan secara umum dapat berjalan dengan lancar. Namun masih ada kendala dalam pelaksanaan penggunaan online murni sehingga beberapa komputer dinyatakan error.
“Pelaksanaan ANBK online murni terkadang saat berlangsung pengisian soal yang dilakukan oleh siswa, tiba-tiba soal tersebut menghilang. Lalu muncul lagi maka siswa tidak bisa dilanjutkannya sehingga pengerjaan soal tersebut harus dilakukan pada tahapan ANBK berikutnya,” kata Kepala SMP Negeri 5 Kuningan, H Cucu Rojikin MPd.
Analis Pelaksana Kurikulum Pendidikan Direktorat SMP, Elly Wismayanti, menjelaskan, beberapa komputer saat pengerjaan soal tiba-tiba terjadi gangguan itu kemungkinan ada kerusakan pada server yang ada di pusat. Namun demikian, hasil temuan dilapangan atau adanya kendala dalam pengisian sosal ANBK itu sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan. Sebab server yang ada di pusat itu tidak hanya menampung data dari satu kabupaten atau provinsi melainkan melayani sekolah yang ada di seluruh Indonesia.
Sementara Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kuningan, Abidin MPd, mengemukakan, pelaksanaan ANBK SMP di Kuningan tidak seluruhnya menggunakan online murni. Namun ada sejumlah sekolah menggunakan semi online atau setengah online sehingga pelaksanaannya dalam keadaan aman dan lancar tanpa ada hambatan berarti.
“Namun untuk mengikuti ANBK semi online, pihak sekolah harus mempersiapkan perangkat secara lengkap sehingga dalam pelaksanaannya lebih aman karena data (soal) yang ada di server sekolah tinggal diupload oleh siswa, walau kesiapan sarana maupun prasarananya cukup ribed. Berbeda dengan pelaksanaan online murni, siswa tinggal mengupload soal langsung ke server pusat, kiranya wajar jika ada sedikit gangguan,” ujar Abidin.
Dijelaskan dia, kegiatan ANBK ini bukan sebagai persyaratan untuk kelulusan ujian melainkan sebagai potret keadaan sekolah untuk memperoleh rapot pendidikan di masing-masing daerah, termasuk sekolah. Perolehan rapot pendidikan di masing-masing sekolah itu akan berbeda satu sama lain, apakah banyak angka merahnya atau sedikit. Sehingga atas peroleh rapot tersebut untuk bahan perbaikan ke depan agar sekolah lebih maju, sebab yang diujikan dalam pelaksanaan ANBK meliputi literasi, numerasi dan pendidikan karakter.
“Sedangkan yang diikutsertakan dalam ANBK untuk masing-masing sekolah sebanyak 50 siswa kelas VIII. Sebanyak 45 siswa sebagai peserta ANBK dan 5 siswa untuk cadangan apabila ada yang sakit,” ujar Abidin. (Fikhar/BK)