Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Kadang kita lupa bersykur atas rizki yang diberikan Allah SWT, baik rizki yang besar maupun kecil. Padahal itulah salahsatu ujian pada diri kita atas rizki yang diberikan Allah SWT, karena hidup selalu dihadapkan dengan pilihan. Termasuk pilihan untuk bersyukur atau kufur atas limpahan nikmat Allah.
Jika kita melihat kehidupan cecak, dia hanya mencari rizki dari binatang terbang kecil yang diberikan oleh Allah SWT didalam rumah atau diluar ruangan. Namun cecak tak pernah lelah mendekati dan mencari binatang kecil seperti nyamuk itu. Cecak tak pernah mengeluh bahkan protes tentang apa yang didapatnya. Tetapi jika dibandingkan dengan manusia yang dianugrahi Allah akal dan pikiran tak sedikit yang merasa kurang akan rizki yang diberikan-Nya bahkan lupa pada sangmaha pemberi rizki.
Namun, jika kemudian kita merenungkannya. Tak ada satu alasan apa pun yang mengantarkan kita untuk memilih jalan kufur atas nikmat-Nya. Karena nikmat Allah itu tidak pernah bisa terhitung jumlahnya.
Sebagaimana dalil Al-Qur’an Surah An-Nahl: 18 mengenai nikmat Allah yang tiada terhingga:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Ketika dengan sadar kita merasakan besarnya nikmat Allah, maka bersyukur adalah cara terbaik untuk berterima kasih kepada-Nya.
Sebagai orang yang beriman dan meyakini akan eksistensi Tuhan. Maka, kita juga kemudian meyakini bahwa setiap rezeki yang kita terima setiap harinya bersumber dari-Nya.
Ada banyak cara bagaimana kita bisa memperoleh rezeki dari Allah. Misalnya dengan berusaha, sedekah, dan bersyukur.
Lantas, apa alasannya yang kemudian ketika kita bersyukur bisa mendapatkan limpahan rezeki? Dalam sebuah ayat Allah menerangkan mengenai salah satu keutamaan dari bersyukur, yang kemudian bisa kita jadikan sebagai jalan untuk memperoleh rezeki.
Penjelasannya terdapat dalam Q.S. Ibrahim, ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Q.S. Ibrahim: 7)
Ayat ini merupakan janji Allah bagi orang-orang yang mau bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan. Sekaligus Allah juga memberikan peringatan keras bagi orang-orang yang mengingkari segala nikmat dengan azab yang pedih.
Maka, selanjutnya kita tinggal menentukan pilihan. Bersyukur atau kufur atas nikmat Allah yang begitu besar dari ujung rambut hingga ujunga kaki.
Penulis pernah menyaksikan dirumah sakit ketika menjenguk keluarga sakit, ada seorang lelaki kekar dan berkumis tebal, berbaring diruang perawatan dan terdengar merintih, ketika mencoba bertanya pada keluarga pasien tersebut mengenai penyakit apa yang dideritanya, ternyata ia (maaf) tidak bisa buang angina alias kentut selama tiga hari.
Ternyata darihal yang kecilpun yang Allah berikan pada kita patut disyukuri, karena jika kenikmatan yang diberikan Allah secara gratis pada kita telah dicabutnya maka kita tidak berdaya. (Ent/BK)