Advertisment
![]() |
Peternak ayam petelur saat mengambil telur dari kandang, foto : PR |
KUNINGAN, (BK),-
Harga telur ayam didalam negri anjlok, dari 20-21 ribu rupiah kini menjadi kisaran 16-20 ribu/perkilo gram, harga tersebut merupakan harga dari kendang.
“Terus terang saja harga telur sekarang turun, padahal pakan naik, ini sangat mencekik bagi peternak ayam petelur skala kecil seperti saya,”ujar Unus (37) salah seorang peternak ayama petelur di Kabupaten Kuningan, Rabu (22/9/21).
Untuk mengatasi kenaikan biaya pemeliharaan kata Unus, menjual sebagain ayam petelurnya guna memenuhi biaya pakan dan kehidupan sehari-hari.
“Saya jual saja ayamnya hampir setengah kendang, habis keuntungannya sangat tipis,”katanya.
Sementara di Jakarta Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio mengungkapkan, harga jagung pitilan di kalangan peternak ayam mengalami kenaikan jadi kian mahal. Hal itu menjadi salah satu alasan seorang peternak ayam di Blitar memasang poster saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Selasa (7/9) karena memang peternak rakyat mandiri layer kesulitan untuk mendapatkan jagung sebagai bahan baku 50 persen pakan ayam petelur. Ia menduga selain harganya yang tinggi, jagung pun sudah dikuasai oleh pabrik-pabrik pakan skala besar.
“Namun apa daya, tingkat kemampuan membeli jagung di peternak masih rendah karena adanya kenaikan harga tersebut,”kata Alvino pada detikcom yang dikutip BokorKuningan.Com.
Harga normal jagung menurut Alvino, berkisar antara Rp4.000 sampai Rp4.500 namun kini naik menjadi Rp6.500, artinya terdapat selisih antara Rp2.000 sampai Rp2.500. Peternak ayam bertelur pun mengalami kerugian Rp5.000 sampai Rp6.000 karena harga telur saat ini di bawah harga produksi.
"Sebenarnya kejadian ini sudah disampaikan (ke pemerintah) 3-4 tahun yang lalu karena kan kejadian jagung, beras, gula itu kan kejadian klasik dan terulang terus tapi kan pemerintah nggak pernah belajar. Jadi pemerintah itu sifatnya seperti pemadam kebakaran saja, selalu kalau ada ribut-ribut, kesusahan baru bertindak, jadi sudah diingatkan oleh asosiasi dan peternak," katanya.
Alvino berharap, pemerintah serius menyikapi permasalahan yang terjadi di tingkat peternak ataupun petani.
"Selalu pangan dibilang surplus-surplus tapi kan kenyataannya pembuktian terbalik. Surplus kok susah dan mahal. Jadi ya kita mau bagaimana lagi, ya susah juga kita. Harapannya pemerintah serius mensikapinya segala hal nggak cuman di jagung aja," pungkasnya. (Ent/BK)