Advertisment
Anggota PWI Kuningan Fotbar dengan Pengurus PWI Jawa Barat, usai mengikuti gelaran Capacity Building PWI Kuningan, Senin (27/6/22) di Hotel Prima Resort Cilimus Kuningan. |
KUNINGAN, (BK).-
Seiring dengan kemajuan teknologi digital di zaman sekarang menyebabkan “Tsunami informasi” setiap harinya melalui media sosial dengan berbagai kontennya yang beredar dimasyarakat, tetapi kebutuhan informasi tidak terlalu banyak, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi jurnalis apakah informasi tersebut salah atau benar, sehingga perlu ketajaman dan Analisa yang cerdas oleh Jurnalis itu sendiri sebelum dijadikan sebuah berita yang disuguhkan untuk masyarakat..
“Dizaman Oligarki apa yang dimuat dimedia cetak maupun elektronik dianggap suatu kebenaran, tapi sekarang tidak, Publik Relations, Even Organizer bisa mengolah isu, menguasai statistik, dapat dijual untuk kepentingan tertentu, dan inilah Era Post Truth atau pasca kebenaran menjadi tantangan tersendiri bagi Jurnalis,”ujar Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Barat H.Hilman Hidayat, pada pembukaan Capacity Building yang digelar PWI Kabupaten Kuningan, Senin (27/6/2022) di Hotel Prima Resort Cilimus Kuningan.
Menurut Hilman, dalam pembingkaian pemberitaan tidak jatuh pada logika sederhana yang menyederhanakan permasalahan sebagai isu hitam dan putih, salah dan benar. Sekaligus ia tidak terlalu gegabah dan genit mengikuti logika-logika “common sense” yang beredar. Di era post truth justru kemampuan jurnalis ditantang dalam mengekspresikan perspektif yang spesifik dan mendekati potret jujur sebuah fakta ataupun realitas.
“Anggota PWI jangan sampai jadi wartawan Copy Paste, jangan sampai menurunkan idealisme Jurnalis itu sendiri, wartawan harus kritis dan Skeptis atau kurang percaya dan ragu pada sesuatu sebelum mengecek kelapangan atau mengumpulkan data yang valid,”ujarnya.
Dalam gelaran yang bertemakan “Menjaga soliditas, solidaritas dan profesionalisme insan jurnalis". Ketua PWI Jabar H.Hilman Hidayat meminta semua anggota PWI agar menjaga loyalitas organisasi, tidak ada perpecahan, menjaga nama baik dan marwah PWI, tidak melanggar PD/PRT PWI, bisa menjaga kode etik organisasi.
"Jika ada anggota yang embalelo, tidak loyal, sangsi kita sudah jelas. Ada teguran, sangsi administrasi dan sampai menonaktifkan dari keanggotaannya atau di pecat saja, " Ujarnya.
Ketua PWI Kuningan, Nunung Khazanah, digelarnya Capacity Building tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan loyalitas anggota PWI Kuningan terhadap organisasi PWI, karena tantangan berorganisasi tidak hanya dari luar saja, terutama di era transformasi digital dengan begitu cepat suatu peristiwa atau informasi beredar.
“Saya yakin anggota PWI sudah mampu bertransformasi, namun harus mampu pula mengikuti perkembangan aturan-aturan keorganisasian dan menjaga marwah PWI.
Dalam kegiatan tersebut hadir Wakil Ketua Bidang Organisasi Ahmad Syukri, Sekretaris PWI, Tantan Sulton Bukhowan, dan Wakil Sekretaris, Wawan, Serta dihadiri Kabid IKP Diskominfo Kuningan, Anwar Nasihin. (Da/Kontributor BK)