Advertisment
Ibu-ibu penjaga warung amal berfose sejenak sebelum kedatangan tamu (dok.Andy/BK) |
KUNINGAN, (BK),-
Sungguh menarik perhatian ketika di beberapa desa ada kegiatan yang mengundang banyak orang dan jongko-jongko (stand) sederhana dengan atap terpal. Itulah apa yang dinamakan " Warung Amal ".
Wartawan Bokor Kuningan sempat berbincang-bincang ketika di salah satu Desa pakidulan Kuningan akan kedatangan tamu dari kabupaten sebut saja tamu itu Bupati dan rombongan di kedai-kedai sederhana sudah banyak makanan khas olahan ibu-ibu di desa tersebut.
Menurut salah seorang penunggu Warung Amal, Ibu Acih, kami membuat makanan ringan ini diantaranya papais, antewor, bolu, apem, comro bahan baku singkong, awug, leupeut, lemper, opak dari bahan ketan, dibuat oleh ibu-ibu sehari sebelum kegiatan, sedangkan biayanya papatungan seikhlasnya.
Kasi Trantib Kecamatan Hantara Kuwanto, SE menyebutkan tradisi semacam ini sudah ada dari sejak dulu, dia yakin tradisi semacam ini khususnya di Kuningan sebelah selatan takan hilang begitu saja.
Kami tradisi Warung Amal yang dipelopori ema-ema ini sangat membantu pemerintah desa yang kedatangan tamu, karena dengan adanya warung amal yang menjajakan makanan ringan tersebut, para tamu dapat mencicipi makanan. Bahkan karena rasa yang khas makanan sampai dibungkus dibawa pulang, ujarnya
Ditambahkannya tradisi turun temurun yang baik ini diharapkan tidak hilang begitu saja, karena merupakan wujud nyata kegotong royongan warga desa. Kilahnya diplomasi. (Andy SAG/BK)
Wartawan Bokor Kuningan sempat berbincang-bincang ketika di salah satu Desa pakidulan Kuningan akan kedatangan tamu dari kabupaten sebut saja tamu itu Bupati dan rombongan di kedai-kedai sederhana sudah banyak makanan khas olahan ibu-ibu di desa tersebut.
Menurut salah seorang penunggu Warung Amal, Ibu Acih, kami membuat makanan ringan ini diantaranya papais, antewor, bolu, apem, comro bahan baku singkong, awug, leupeut, lemper, opak dari bahan ketan, dibuat oleh ibu-ibu sehari sebelum kegiatan, sedangkan biayanya papatungan seikhlasnya.
Kasi Trantib Kuswanto, SE beserta tamu lainnya ketika mengunjungi warung amal di salah satu desa. |
Kasi Trantib Kecamatan Hantara Kuwanto, SE menyebutkan tradisi semacam ini sudah ada dari sejak dulu, dia yakin tradisi semacam ini khususnya di Kuningan sebelah selatan takan hilang begitu saja.
Kami tradisi Warung Amal yang dipelopori ema-ema ini sangat membantu pemerintah desa yang kedatangan tamu, karena dengan adanya warung amal yang menjajakan makanan ringan tersebut, para tamu dapat mencicipi makanan. Bahkan karena rasa yang khas makanan sampai dibungkus dibawa pulang, ujarnya
Makanan warung Amal tak kalah enaknya dan nikmatnya dibanding dagangan makanan di pasar (Dok.Andy) |
Ditambahkannya tradisi turun temurun yang baik ini diharapkan tidak hilang begitu saja, karena merupakan wujud nyata kegotong royongan warga desa. Kilahnya diplomasi. (Andy SAG/BK)