Advertisment
KUNINGAN, (BK)
Sebanyak tiga sekolah negeri terdiri dari SMA Negeri 1 Kadugede, SMA Negeri 3 Kuningan dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kuningan menjadi titik pantau penilaian Adipura yang dilakukan oleh tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jabar.
Pemantau berlangsung Agustus sampai dengan Oktober mendatang sehingga diperlukan kesiapan lokasi yang akan dijadikan rute penilaian atau sebanyak 14 titik pantau. Tiga diantara SMA Negeri 1 Kadugede, SMA Negeri 3 Kuningan dan MAN 1 Kuningan. Ketiga sekolah tersebut, kini tengah melakukan berbagai persiapan dalam rangka menghadapi penilaian Adipura itu. Tim pemantau tersebut kini sedang berlangsung tanpa ada pihak yang mengetahuinya. Oleh sebab itu, sebanyak 14 titik pantau dan sekitarnya yang tersebar maupun secara terpisah harus selalu bersih.
Kepala SMA Negeri 1 Kadugede, Rhida Jaya Bhuana, Senin (12/9/2022), mengatakan, selama ini seluruh keluarga besar sekolah selalu melakukan gerakan peduli kebersihan dan berbudaya lingkungan. Dalam hal ini sekolah sepakat untuk sama-sama membangun kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat maupun ramah lingkungan dengan membuang serta memilih sampah organik dan anorganik. Selain itu, melakukan hemat energi, hemat air dan selalu menjaga sanitasi lingkungan sekitar. Termasuk merawat drainase, memelihara tanaman, menjaga green house agar lingkungan sekolah tetap hijau dan rindang.
“Kami beserta keluarga besar sekolah sejak mendapat surat edaran bupati terkait penilaian Adipura, dimana SMA Negeri 1 Kadugede dijadikan titik pantau penilaian, selalu berupaya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya,” kata Rhida.
Hal yang sama disampaikan Kepala SMA Negeri 3 Kuningan, Moch Chaeri. Menurut dia, sebagaimana petunjuk yang tertuang dalam surat edaran bupati bahwa ketiga sekolah (SMA Negeri 1 Kadugede, SMA Negeri 3 Kuningan dan MAN 1 Kuningan) sebagai titik pantai penilaian Adipura selalu melakukan koordinasi terkait kebersihan. Misalnya meningkat kebersihan di area sekolah dan drainase dari sampah serta gulma. Selain itu, melakukan pengomposan sampah organik dan pemilihan sampah dengan 3-5 jenis sarana pemilah (organik, plastik, kertas, kaca, LB3 disinfektan dan lain-lain).
“Kami juga tidak pernah ketinggalan untuk menanam dan merawat tanaman peneduh di lingkungan sekolah sehingga tampak rindang dan indah sesuai program sekolah. Tidak kalah penting, selain menjaga lingkungan sekitar, juga menjaga dan merawat kebersihan toilet, baik toilet untuk guru, siswa, TU maupun kepala sekolah diupayakan selalu bersih,” ungkap Chaeri.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Kuningan, Wawan Setiawan, beserta jajarannya senantiasa mengkoordinasi dengan pihak terkait lainnya atas penilaian Adipura tersebut. Sebab program Adipura ini merupakan kepentingan bersama yang harus dilakukan secara bersama-sama, baik sekolah, dinas/instansi maupun komponen lainnya yang ada di masyarakat. Sebab kebersihan ini merupakan suatu kebutuhan upaya meningkatkan derajat kesehatan.
“Atas kebersamaan serta kekompakan semua pihak dalam mewujudkan kebersihan lingkungan, mudah-mudahan Kuningan meraih piala Adipura sebagai kota terbersih sesuai harapan masyarakat,” ungkap Wawan. (Fikhar/BK)