Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Sebagai tindaklanjut gebyar literasi atas kerjasama antara sekolah dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuningan, kepala sekolah meminta siswa SMA Negeri 1 Kadugede untuk membiasakan membuat karya jurnalistik.
“Sebagai langkah awal untuk membuat berita, artikel maupun tulisan lainnya, silahkan adik-adik membuat catatan harian seorang palajar yang dialami hari ini untuk dituangkan dalam sebuah tulisan. Silahkan kerjakan, nanti akan dinilai oleh guru pembimbing Jurnalistik di sekolah, Pak Maman dan Pak H Jeje sebagai Wakasek Bidang Humas,” ungkap Kepala SMA Negeri 1 Kadugede, Rhida Jaya Bhuana, seusai kegiatan gebyar literasi dan pelatihan jurnalistik atas kerja sama sekolah dengan PWI Kab. Kuningan, Kamis (20/10/2022).
Pelatihan jurnalistik tersebut menghadirkan Ketua PWI Kab. Kuningan, Nunung Khasanah dan wartawan senior Kang Emsul dari Kabar Cirebon. Berlangsungnya acara tersebut dipandu guru pakar bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kadugede, Maman dan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Humas, H Jeje, termasuk kepala sekolah Rhida Jaya Bhuana turut menyampaikan arahan bagi para siswa peserta pelatihan jurnalistik.
Ditambahkan Rhida, kegiatan gebyar literasi dan pelatihan jurnalistik dengan tema “melalui kegiatan literasi siswa kita ciptakan generasi yang mengenal dunia dengan membaca dan dikenal dunia dengan menulis” ini diharapkan untuk ditindaklanjuti dengan tahapan pelatihan selanjutnya. Oleh sebab itu, adik-adik harus rajin membaca buku, khususnya buku tentang ilmu pengetahuan apapun yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Kepala sekolah juga akan membiasakan menulis sebagaimana para siswa lakukan.
“Mana mungkin kita pandai menulis apabila tidak rajin membaca, orang bisa dikenal atau terkenal itu karena ada hasil karyanya untuk diketahui orang banyak sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Menurut keterangan, buku itu adalah gudangnya ilmu, kita membaca buku berarti membuka jendela dunia, barang siapa yang menguasai banyak ilmu dan informasi, maka dialah yang akan jadi pemenangnya,” papar Ridha.
Sementara, Ketua PWI Kab. Kuningan, Nunung, memaparkan, melalui gebyar literasi dan pelatihan jurnalistik ini hendaknya para peserta pelatihan tersebut menjadi siswa yang cerdas dan cakap digital. Dalam artian bisa mempunyai tujuan dalam menggunakan tekhnologi, apakah tujuan edukasi, entertainment atau hanya sekedar untuk komunikasi. Selain itu materi yang disampaikan tentang tata cara menulis berita, kode etik jurnalistik dan menangkal berita hoax dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk itu, kita harus pandai-pandai memilih berita yang resmi sumbernya dari media masa. Sedangkan media sosial itu bukan termasuk media massa. Transformasi digital saat ini bisa dijadikan untuk berkreasi, misalnya menjadi konten kreator. Namun PWI tetap menekankan jika ingin berkreatif memanfaatkan digital, maka harus diawali dengan tujuan edukasi. (Fikhar/BK)