Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Keluarga besar SMA Negeri 3 Kuningan menggelar peringatan Isra Miraj tahun 1444 H/2023 M dengan semangat disertai penuh hidmat dan mengusung tema “Semangat Isra Miraj Wujudkan Generasi Milenial Taat Ibadah” berlangsung di lapangan sekolah setempat, Selasa (21/2/2023).
Acara peringatan Isra’ Mi’raj tersebut diikuti oleh seluruh siswa kelas X,XI, XII, guru, dan tenaga kependidikan SMA Negeri 3 Kuningan dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat beribadah serta membangun akhlakul karimah. Disela-sela kegiatan itu, sempat menampilkan seni bernuansa Islami, Hadroh, Sholawatan dan dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan Ustadz H. Ujang Saefulloh. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan mieling poe basa indung dengan tema “Hirup Basana, Waluya Budayana, Basa Sunda Lana”. Kegiatan Smantika nyunda ini diisi dengan berbagai perlombaan antar kelas. Diantaranya lomba pupuh, kawih, dongeng, biantara dan lomba aksara sunda.
Kepala SMA Negeri 3 Kuningan, Mochamad Chaeri, M.Pd.I dalam sambutannya, memberikan motivasi kepada peserta untuk mengambil hikmah sejarah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw. dan mengikuti kegiatan tausyiah dengan baik.
“Momentum Isra’ Mi’raj menjadi peristiwa penting bagi kita untuk mengambil hikmah, menjadi pemacu semangat kita dalam beribadah, khususnya shalat, upaya meningkatkan iman dan takwa terhadap Allah Swt. Dengan kuat iman akan berpengaruh terhadap perilaku kehidupan sehari-harinya, pasti akan lebih santun dalam bertutur kata, juga mempunyai kepribadian yang lebih baik. Disamping itu dapat berprestasi untuk menempuh cita-citanya dimasa yang akan datang,” tutur Chaeri.
Ditambahkan dia, dalam Mieling Poe Basa Indung, bahasa ibu khususnya Bahasa Sunda di Jawa Barat hendaknya tetap terjaga dan di implementasikan, Bahasa Sunda harus menjadi bagian dari keseharian kita. Bahasa daerah ini jangan sampai punah di kalangan generasi muda. Bahasa dan sastra sunda merupakan kekayaan budaya bangsa yang wajib kita jaga dan lestarikan, sebagaimana dikatakan dalam sebuah pepatah, Hirup Basana, Waluya Budayana jeung Basa Sunda Lana.
Dalam acara inti, Ustadz H. Ujang Saefulloh, memberikan tausyiah dan motivasi kepada peserta untuk mengambil hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Ceramah disampaikan dengan santai dan humoris sehingga peserta dapat menerima dengan mudah. Terkait peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw dalam semalam yang disebut Isra Mi’raj menjadi peristiwa penting bagi umat Islam. Perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekkah menuju Masjid Aqsa di Yerussalem dan dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat.
“Allah memberikan kelebihan untuk manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah yang lain, yaitu Akal. Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah mendapatkan perintah untuk beribadah shalat. Kita sebagai makhluk yang Allah beri nikmat dan kelebihan maka seharusnya bersyukur dengan menjalankan perintah Allah Swt. Shalat merupakan tiang agama, artinya ibadah yang sangat penting. Mari kita perkuat semangat untuk menjalankan perintah Allah ini,” tandas Kepala Rohis RSU 45 itu
Ustadz H. Ujang Saefulloh, menceritakan tentang perjalanan malam Rosullallah SAW saat Isro’ Mi’raj. Intinya kita sebagai umat Islam harus percaya bahwa peristiwa tersebut benar terjadi. Walaupun secara logika sangat sulit diterima. Dan ini menunjukkan Bahwa betapa agungnya sang maha pencipta Allah SWT. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa besar saat Nabi Muhammad SAW memperoleh berbagai pengalaman dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi dirinya, umatnya serta alam semesta.
Pengertian Isra’ sendiri adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqso, sedangkan Mi’raj adalah perjalanan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Al-Aqso menuju Sidrotul Muntaha (langit ke tujuh). Mengingat peringatan Isra’ Mi’raj ini sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW tentang perintah shalat 5 waktu. Maka, perjuangan Nabi Muhammad yang begitu besar jangan disepelekan oleh anak-anak zaman millenial seperti sekarang ini. Diharapkan masih tetap rajin menjalankan shalat 5 waktu dengan tepat waktu.
“Kita harus paksakan rajin dan tepat waktu, nanti lama-lama akan jadi terbiasa. Kalau sudah terbiasa akan membudaya, hingga terbentuklah karakter dan kedisiplinan dalam berbagai aspek kehidupan, baik berbangsa dan bernegara,” ucapnya
Akhir tausiyah, dilanjutkan dengan kegiatan Smantika Nyunda dengan menggelar berbagai kegiatan lomba dan bazar berbagai macam jajanan dan minuman mewarnai peringatan Isra’ Mi’raj dan Mieling Poe Basa Indung di SMA Negeri 3 Kuningan. (Raz/BK)