Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Kepala Bagian (Kabag) Kesra Setda Kuningan, H Nurjati, mewakili Bupati H Acep Purnama, kembali memberikan santunan sebesar Rp 25 juta bagi keluarga korban meninggal dunia pasangan suami istri, Jamaludin dan Ilah alamat Desa Mekarmukti Kecamatan Sindangagung, Kamis (6/4/2023).
Kehadiran Kabag Kesra beserta rombongan ke rumah duka, bersama Ketua MUI Kab. Kuningan, KH Dodo Syarif Hidayatullah dan jajarannya. Mereka diterima Kepala Desa, Ikin dan kedua orang tua korban yakni; Jono dan Karti. Termasuk ketiga anak almarhum/almarhumah, Ipan Saputra (SMA), Ade Pardan (SMP) dan Alifah Fauziyah sebagai siswa PAUD. Mereka melaksanakan tahlilan selepas shalat ashar beserta warga sekitar. Usai Tahlilan, KH Dodo dan H Nurjati menyampaikan belasungkawa serta duka cita sedalam-dalamnya atas terjadinya musibah tertabrak mobil bupati beberapa waktu lalu hingga pasangan suami istri tersebut meninggal dunia. Sebelumnya bupati sempat memberikan santunan sebesar Rp 25 juta bagi keluarga korban tersebut.
“Semoga almarhum dan almarhumah tergolong mati sahid serta diampuni segala dosanya, diterima seluruh amal ibadahnya oleh Allah Swt. Para ulama mengatakan, bahwa orang yang meninggal secara mendadak, seperti kebakaran, tenggelam, tertimpa bangunan, tergolong mati syahid. Termasuk orang yang meninggal karena kecelakaan, saya yakin orang tersebut matinya syahid. Apalagi ia sedang cari nafkah bagi keluarganya, yang bertepatan bertepatan dengan bulan suci ramadhan, maka kedua almarhum adalah syahid dan akan mendapat surganya Allah Swt,” papar Ketua MUI Kab. Kuningan, KH Dodo Syarif Hidayatullah.
Oleh sebab itu, lanjut KH Dodo, atas terjadinya ujian seperti ini kita harus bisa pasrah, tidak aral, mengeluh, putus asa, menyalahkan orang lain dan tidak suudhon pada siapa pun. Dari pasrah itu naik jadi orang ikhlas, orang ikhlas akan menerima apa pun keadaan yang Allah berikan kepadanya. Kalau sudah ikhlas, maka derajatnya naik menjadi orang sabar, dia tahan bantingan dengan keadaan atau kondisi apa pun. Bagi orang sabar akan memperoleh ma’iyyatullah, yaitu kebersamaan dengan Allah. Artinya, Allah akan membersamainya kemanapun, kapan pun dan dimana dia berada. Dalam firmannya, innallaha maashobirin, sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar.
“Bagi orang sabar, Allah akan memberikan keberlimpahan pahala tanpa perhitungan. Makanya bagi orang yang benar-benar sabar, nanti Allah bukakan kemudahan dalam perjalanan hidupnya. Karenanya, ananda (anak keluarga korban) jangan kuatir menghadapi kehidupan ini walau tanpa ayah bunda. Sebab Allah akan gerakkan hati hamba-Nya untuk membantu. Oleh sebab itu, saya membuka pintu lebar bagi anak-anak almarhum untuk masuk pondok pesantren Nurul Istiqomah alamat Pasapen Kuningan dengan bebas biaya,” ajak KH Dodo, pemilik pondok tersebut.
Hal senada disampaikan Kabag Kesra H Nurjati. Kata dia, ketiga anak almarhum dipersilakan untuk masuk sekolah SMK Carubannagari dan Pondok Pesantren Amparanjati secara gratis untuk diberi pembekalan berbagai ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan. Pondok milik Kabag Kesra (H Nurjati) ini alamat Desa Cisaat Dukuhpuntang Cirebon. Siswa di SMK dan Ponpes tersebut akan mendapat pembelajaran dibidang perbengkelan, termasuk harus bisa tahlil, nyupir dan montir. Dalam artian, bisa tahlil itu selalu mendoakan orang lain agar mendapat keselamatan dan nyupir artinya menjadi pemimpin masyarakat untuk diajak ke jalan yang benar agar selamat dunia wal akhirat. Selanjutnya santri Amparanjati harus jadi montir yang artinya; mampu memperbaiki perilaku/mental masyarakat dari yang munkar menjadi makruf, kembali pada jalan yang benar, iman dan takwa disertai akhlakul karimah.
“Silahkan adik-adik ini, untuk menjadi santri di pondok/sekolah kami secara gratis. Alhamdulillah, Bapak Bupati terhadap ketiga anak tersebut menyatakan siap untuk menjadi anak angkat. Bahkan sebagai ungkapan kasih sayang terhadap anak almarhum yang bungsu, Alifah, ujungnya dibubuhi nama secara lengkap, Alifah Fauziyah Purnama. Mudah-mudahan atas ujian dari Allah Swt ini akan membawa hikmah serta kebaikan bagi kita semua,” pungkas H Nurjati, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Amparanjati dan SMK Carubanagari dibawah naungan Yayasan Djumandjandjati. (Fikhar/BK)