Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Diliputi suasana suka dan gembira, sejumlah alumni jemaah haji KBIH Syiarul Islam (SI) Kuningan tahun 2023 kembali bersilaturahmi di rumah kediaman H Ewo Lingkungan Babakan Cigadung Kelurahan Cigadung Kecamatan Cigugur, Minggu (10/9/2023).
Pertemuan dua bulanan yang dilakukan secara bergilir itu, cukup membuat kesan tersendiri atas kebersamaan diantara alumni jemaah haji KBIH Syiarul Islam seusai menukaikan ibadah haji di tanah suci Mekah, beberapa waktu lalu. Pertemuan alumni pertama kali bertempat di rumah H Deden alamat Desa Gunungkeling. Kini bergilir di rumah kediaman H Ewo Lingkungan Babakan Cigadung berlangsung penuh keakraban dan persaudaraan diantara alumni haji KBIH SI 2023.
Dalam acara tersebut hadir Ketua KBIH SI Kab. Kuningan, Buya KH Abdul Syukur, unsur pengurus KH Musthopa, H Ikin dan H Utay. Termasuk para alumni yang tetap setia dan selalu menyempatakan waktu untuk mempererat tali silaturahmi diantara kita. Tuan rumah H Ewo, pihaknya tak lupa mengucapkan terima kasih atas kehadiran teman-teman alumni haji KBIH SI 2023 yang selama ini telah melauangkan waktu untuk bersilaturahmi di Babakan Cigadung dengan penuh keakraban, kebersamaan serta kekeluargaan.
Dalam kesempatan tersebut, Buya KH Syukur mendapat kehormatan untuk menyampaikan tausiyah terkait amaliyah dalam kehidupan keluarga dan berumah tangga sebagaimana diperintahkan agama. Ada empat ciri atau tanda-tanda orang yang mendapat kebahagiaan dalam kehidupan berumahtangga. Pertama; di rumah tersebut terdapat isteri yang salehah dan suaminya juga seorang saleh. Kenapa harus disertai suami yang saleh, sebab seorang suami dalam kehidupan rumahtangga jika diibaratkan seorang nahkoda. Anggota keluarga dalam kehidupan berumahtangga ini akan dibawa kemana, karena sangat ditentukan oleh kepala keluarga atau sang suami yang bertanggungjawab dalam memimpin rumahtangga itu sendiri.
“Suami isteri yang saleh/salehah selalu menjauhi larangan Allah Swt serta mengajak terhadap kebaikan. Orang saleh/salehah itu selalu istiqomah dalam menjalani kehidupan ini. Selain itu, jangan sakit hati apabila ada yang mencaci maupun dihina orang. Kita tetap harus berbuat baik pada siapa saja dalam kondisi apapun sehingga rumahtangga kita akan tentram, tenang dan bahagia,” ungkap Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda Kertawangunan itu.
Kedua, keluarga yang bahagian itu punya anak dan keturunan yang baik. Sebab anak itu adalah sebuah cerminan atau fotocopy kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, kita terhadap anak harus selalu memberikan bimbingan yang baik sesuai petunjuk ajaran Agama Islam. Berikutnya, seorang keluarga yang memperoleh kebahagiaan itu selalu campur gaul dengan orang-orang saleh. Terakhir, keluarga bahagia punya usaha di lembur atau kampung halaman sendiri. Lebih dari itu, tingkatkan amal kebaikan selama berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Dalam hal ini, kita harus membaur dan bergaul dengan warga sekitar, khususnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan positif sehingga keberadaan kita akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat. (HEM/BK)