Advertisment
Menjelang musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Kuningan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengadakan Rapat Koordinasi (Rakor) untuk menghadapi potensi bencana hidrometerologi, khususnya kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan. Acara yang berlangsung di Aula Wisma Pepabri, Desa Linggasana ini melibatkan unsur pemerintah, TNI, Polri, BPBD, TNGC, Perhutani, Damkar, pegiat lingkungan, camat, dan perwakilan desa. Kamis 25 /07/2024
Dalam sambutannya, Penjabat Bupati Kuningan, Raden Iip Hidajat, menyampaikan pentingnya persiapan menghadapi musim kemarau berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Wilayah Jawa Barat kemungkinan akan mengalami kekeringan dalam kurun waktu lama dan mengalami curah hujan rendah yang berpengaruh pada ketersediaan air bersih serta menimbulkan potensi kebakaran hutan dan lahan,” ujar Iip.
Menurut Iip, berdasarkan data kekeringan tahun 2023 dari periode 16 September hingga 24 Oktober, terdapat 9 kecamatan, 16 desa, dan 5.247 kepala keluarga (KK) dengan total 13.980 jiwa terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih. Pemerintah daerah melalui BPBD telah mendistribusikan 417.000 liter air bersih, sedangkan pihak lain seperti TNI, Polri, PDAM, PMI, Baznas, DT Peduli, NU, Muhammadiyah, dan CSR dari BRI serta BJB menyalurkan total 1,5 juta liter air bersih.
“Maka dipandang perlu untuk melaksanakan rapat koordinasi dalam rangka optimalisasi dan sinkronisasi penanganan penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Kuningan,” tambahnya.
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2023 yang terjadi dari Juni hingga September melanda 15 kecamatan dan 33 desa dengan luas area terdampak sekitar 239 hektar.
“Berdasarkan data kejadian di atas serta hasil monitoring dan evaluasi pemetaan daerah rawan bencana, diperlukan langkah-langkah terpadu, konkret, dan terintegrasi oleh semua pihak terkait untuk memitigasi dan meminimalisir potensi dampak dari ancaman bencana selama fase siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan,” papar Iip.
Iip berharap rapat koordinasi ini menghasilkan kesepakatan dan komitmen bersama untuk menyamakan persepsi dan sinergitas dalam pengurangan risiko bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan secara cepat, tepat, terpadu, dan berkesinambungan.
“Saya berharap rapat hari ini dapat menjadi kesepakatan bersama sehingga kita semua bisa bergerak dengan satu persepsi dalam menangani bencana,” tutupnya. (Apip/ BK)