Advertisment
Kelompok Kerja Pengawas Pendidikan Pendidikan Agama Islam (Pokjawas PAI) Kabupaten Kuningan menggelar workshop melek digital (Metal) bagi guru PAI yang ada di dalam maupun luar daerah, berlangsung di Hotel Ayong Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus, Kamis (17/10/2024).
Kegiatan yang terbagi dalam dua gelombang itu diikuti sebanyak 360 peserta terdiri dari Guru PAI, kepala sekolah, pengawas, guru umum dalam maupun luar Kuningan. Dalam kesempatan tersebut hadir Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kuningan, Rusmiadi AP, S.Sos, MSi, Kasubag TU Kemenag, Drs H Ahmad Sadudin MAg, Kasi Pais DR H Muhammad Nurdin, Ketua MKKS SMP Kab. Kuningan, H Adang Kusdiana MPd, unsur pengurus Pokjawas PAI, Hj Jannah Ketua K3SD Kab. Kuningan serta undangan lainnya.
Ketua panitia penyelenggara kegiatan, Tubagus Muhammad Syarif, mengatakan, di tengah tantangan zaman yang semakin maju, guru dituntut untuk menaklukan berbagai kemajuan dalam metoda mengajar khususnya di era digitalisasi. Termasuk diera Kurikulum Merdeka yang kini sedang hits, Pokjawas PAI Kabupaten Kuningan menginisiasi program pengembangan SDM dan kompetensi guru dengan mengadakan Workshop Digital dengan tema “Transformasi Digital Untuk Pembelajaran Berkualitas Era Kurikulum Merdeka” selama dua hari, berlangsung, Rabu-Kamis (16-17/10/2024) di Hotel Ayong Linggarjati.
Ditambahkannya, peserta workshop yang terbagi dalam dua gelombang itu terdiri Guru PAI jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK dan Umum se-Kabupaten Kuningan. Bahkan ada juga peserta dari Kota Cirebon dengan jumlah peserta keseluruhan mencapai 360 orang.
Ketua Pokjawas PAI Kab. Kuningan, Didin Muhidin MPd.I, diwakili Wakil Ketua Pokjawas PAI, Cecep Ade Sumantri, MPd.I pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para Guru PAI dari semua jenjang dan juga Guru Umum dari Wali Kelas SD dan Kepala Sekolah yang telah ikut serta dalam kegiatan Workshop Pokjawas PAI. Pengembangan kompetensi berjenis Workshop ini berdurasi 8 point untuk memenuhi Platform Merdeka Mengajar (PMM) Kemdikbud Ristek RI, bertujuan menghijrahkan para pendidik baik dalam maupun luar Kuningan, dari kegagapan teknologi (Gaptek ) menuju melek digital (Metal), pemanfaatan platform dan aplikasi digital untuk pembelajaran berkualitas diera Kurikulum Merdeka. Para peserta workshop di coaching (didampingi) Pengawas PAI Kabupaten Kuningan melakukan Aplikasi Google Doc, Gemini, Chat GPT open AI, Suno AI Music, Pembuatan Modul Ajar dan Project dalam waktu cepat, desain soal asesmen dibawah hitungan 1 detik, hingga pembuatan video/film edukasi berdurasi pendek, untuk mensupport capaian pembelajaran (CP) serta gerakan Literasi dan Numerasi di sekolah.
Kasubag TU Kemenag Kab. Kuningan, H Sadudin, mengemukakan, selama ini Guru PAI terkesan hanya menjadi Seksi Do’a baik dalam kegiatan yang bersifat formal maupun non formal. Namun Guru PAI harus lebih menguasai teknologi digital atau memahami cara-cara menggunakan ilmu teknologi digital secara professional. Apalagi sekarang semua layanan sudah berbasis digital, termasuk proses Sasaran Kinerja PAI telah memasuki era digitalisasi sejak lama, contoh sejak tahun 2020 semenjak negeri kita dilanda Covid-19 Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Daring, guru dituntut untuk melek digital karena semua metode pembelajaran berbasis zoom online.
“Namun setelah memasuki tahun 2022 ada visabio termasuk transformasi pembelajaran berbasis digitalisasi. Untuk itu kami mengapresiasi pada Kelompok Kerja Pengawas PAI yang menyelenggarakan Workshop Transformasi Digital ini dengan harapan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru lewat pembelajaran berbasis digital, “ ujar Sadudin.
Berkaitan dengan hal itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan Rusmiadi, dalam pembukaan Workshop Pokjawas PAI mengemukakan, terselenggaranya kegiatan ini patut di apresiasi, karena setiap pendidik wajib melek IT, termasuk Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam kegiatan pembelajaran harus yang menyenangkan, sehingga lebih memudahkan peserta didik dalam menyerap materi pelajaran dari gurunya.
“Namun demikian, pesatnya teknologi digital merupakan tantangan bagi para pendidik, sebab akses internet sekarang lebih mudah didapat dan membuka situs apapun yang tidak sepatutnya dilihat oleh peserta didik kita,” tutur Rusmiadi. (HEM/BK)