Redaksi
Rabu, 10/16/2024 09:54:00 PM WIB
HeadlinePendidikan

SMAN 1 Kadugede Masuk Kategori Sekolah Siaga Kependudukan

Advertisment

KUNINGAN, (BK).-

SMA Negeri 1 Kadugede mendapat kehormatan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kab. Kuningan Jawa Barat untuk menjadi sekolah model kategori Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), karena Smansaka (SMAN 1 Kadugede) memenuhi syarat untuk dijadikan percontohan SSK.

Apa itu SSK? Adalah sekolah yang mengintegrasikan pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga kencana) ke dalam beberapa mata pelajaran atau muatan lokal khusus kependudukan. Adapun tujuan serta manfaat dari SSK ini adalah (1) peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang utuh tentang masalah dan manfaat kependudukan setempat (lokal genius). (2) peserta didik berperilaku yang mencerminkan keluarga berkualitas, (3) peserta didik mampu menyajikan data mikro kependudukan dalam bentuk peta, grafik atau digital untuk dianalisa sederhana. Selain itu, (4) mengurangi drop out (putus sekolah) dan kasus lainnya yang banyak terjadi di sekolah, terakhir (5) meningkatkan pengetahuan tenaga pendidik dan peserta didik akan manfaat dampak dari kependudukan tersebut.

Berdasarkan hasil penilaian tim, Smansaka dianggap mampu menerima tugas terhormat sebagai SSK ini mengingat beberapa hal, di antaranya. Pertama, SMAN 1 Kadugede dianggap strategis dalam hal lokasi. BKKBN Kab. Kuningan sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk menyukseskan program SSK, secara jarak jangkauan lebih dekat ke Smansaka sehingga pembinaan dan pengembangan SSK bisa dengan cepat tersosialisasikan. Selain itu, (2) siswa SMAN 1 Kadugede adalah siswa SMA pada umumnya, yang secara karakter lebih mewakili penduduk yang tepat untuk menerima pengarahan dan pembelajaran.



Disamping itu, SMAN 1 Kadugede termasuk sekolah kategori A dalam hal jumlah peserta didik. Ada sekitar seribu orang lebih peserta didik yang belajar di SMAN 1 Kadugede, menunjukkan bahwa sekolah ini adalah sekolah besar, dengan jumlah pengelola yang besar pula. Ada 58 orang guru dan 20 orang tenaga Tata Usaha (TU) yang bertugas mengelola kegiatan belajar mengajar di sekolah ini.

Sebagai aksi nyata dari kegiatan SSK, SMAN 1 Kadugede telah menyelenggarakan beragam kegiatan khas kependudukan. Di antaranya; sosialisasi stunting, penyuluhan tentang reproduksi, pencegahan perundungan, kreativitas pembuatan poster SSK, penulisan karya tulis kependudukan, waspada terhadap bahaya seks bebas, penjelasan tentang gizi buruk, pencegahan judi online, dan kegiatan Saka Kencana.



“Berbagai kegiatan tersebut, dilakukan secara tatap muka antara penyuluh yang didatangkan dari BKKBN Kab. Kuningan atau pihak terkait lainnya, dengan peserta didik SMAN 1 Kadugede. Ada yang skupnya menyeluruh, artinya melibatkan seluruh peserta didik. Misalnya, sosialisasi tentang pencegahan perundungan. Sosialisasi ini disampaikan oleh aparat keamanan, Kapolsek Kadugede, melalui kegiatan Upacara Bendera hari Senin pagi. Pak Kapolsek kami minta untuk menjadi petugas pembina upacaranya. Ada yang skupnya individu atau kelompok perwakilan siswa. Seperti pembuatan karya tulis kependudukan. Kami tugaskan siswa tertentu yang dianggap terampil dan cemerlang dalam berpikir, untuk menuangkan gagasannya dalam bidang kependudukan ke dalam bentuk tulisan. Tentu saja atas bimbingan guru terkait, misalnya dibimbing oleh guru Bahasa Indonesia, yang notabene sebagai tenaga ahli dalam ilmu tulis-menulis,” papar Kepala SMA Negeri 1 Kadugede, Rhida Jaya Bhuana, S.Pd., M.Pd., saat diwawancara di ruang kantornya, Kamis, 10 Oktober 2024.

Selain itu, pihak sekolah mengadakan aksi nyata dengan penampilan pojok kependudukan di tiap kelas. Kalau dulu ada pojok baca di tiap kelas, untuk kepentingan memajukan literasi, kini sekolah menambahkannya dengan pojok kependudukan, sebuah tanggung jawab atas kesungguhan mendukung program pemerintah dalam bidang kependudukan. Kerjasama antara BKKBN dan SMAN 1 Kadugede ini jadi semacam simbiosis mutualisme, alias win win solution, yakni hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagi BKKBN kerja sama ini menguntungkan karena program-program terkait kependudukan yang harus disampaikan kepada masyarakat, dapat tersampaikan dengan tepat sasaran. PR besar bagi pemerintah adalah menyukseskan program-program kependudukan, dan itu bisa dilakukan melalui diseminasi program kepada peserta didik yang secara psikologis lebih siap dan mantap. Bagi SMAN 1 Kadugede, dijadikannya sebagai SSK, seolah mendapat tantangan baru sekaligus merupakan suatu kehormatan dalam memajukan peserta didik. Memajukan bukan hanya dalam arti tercapainya kurikulum yang diamanahkan pemerintah, melainkan turut peduli pada program pemerintah yang disampaikan BKKBN. Dalam hal ini, SMAN 1 Kadugede mendapatkan keuntungan berupa bertambahnya wawasan dan pengetahuan tentang ilmu kependudukan yang sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk hari ini dan nanti.

“Alhamdulillah, peserta didik dan juga tenaga kependidikan di sekolah kami mendapatkan bekal pengetahuan dan wawasan tentang kependudukan. Kami merasa bangga dan terhormat ketika SMAN 1 Kadugede dijadikan sekolah percontohan sebagai sekolah siaga kependudukan,” pungkas Rhida. (HEM/BK)