Advertisment
Kepala SMP Negeri 1 Kuningan, H Adang Kusdiana MP.d sebagai peserta Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada 2024 upaya meningkatan prestasi melalui transformasi sekolah (Matras) sesuai cita-cita semua pihak.
“Untuk itu diperlukan solusi dan inovasi dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Kepemimpinan transformasional adalah salah satu solusi dalam menjawab cita-cita dimaksud. Transformasional adalah proses perubahan menyeluruh bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan lingkungan belajar dan pencapaian siswa dengan fokus pengembangan kurikulum, penerapan teknologi dan peran guru dalam pembelajaran,” ungkap H Adang, belum lama ini.
Ditambahkan dia, SMP Negeri 1 Kuningan adalah sekolah tertua di Kabupaten Kuningan. Pertama masuk menjadi kepala SMP 1 Kuningan terdapat 50 orang guru dan 13 staff tata usaha. Animo masyarakat sangat besar untuk sekolah di sini, saat itu kondisi pembelajaran dalam tahap penyesuaian masa pandemi Covid-19 dan pembelajaran pun masih diterapkan secara daring dan luring, sehingga aktivitas relatif terbatas. Masa pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada pembelajaran, juga mengalami penurunan terhadap lingkungan sekolah yang kurang terawat.
“Oleh sebab itu, bagaimana saya dapat merubah mindset siswa dan guru untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. Saya melihat ada keterbatasan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan jadi tantangan saat itu sehingga diperlukan gaya kepimpinan yang bisa memotivasi, menginspirasi dan menggerakkan seluruh warga sekolah maupun stakeholder lainnya. Maka dari itu, diperlukan inovasi baru untuk mencari solusi terbaik, yaitu dengan singkatan “matras” atau meraih prestasi melalui transformasi sekolah,” papar H Adang.
Selain itu, lanjut H Adang, agar program perubahan yang digagas dapat diukur dan dievaluasi, maka dibuat sebuah suatu tim pengembangan sekolah untuk membuat program perubahan yang melibatkan seluruh warga sekolah. Mereka bekerja secara simultan disertai monitoring dan evaluasi oleh kepala sekolah maupun pengawas. Untuk menjaga motivasi, maka tim ini diberi reward baik finansial maupun nonfinansial. Ketiga, agar perubahan ini menjadi milik bersama dan mudah diingat seluruh warga dan pihak terkait. Untuk mewujudkan visi misi yang sejalan dengan target perubahan dibuat gerakan bersama, memotivasi dan menginspirasi sekolah membuat dengan akronim “bagus” terwujudnya lulusan yang Berbudaya, Agamis, berwawasan Global, Unggul dan Sehat.
“Agar perubahan ini menjadi energi bersama, maka dibuat Mars sekolah yang berjudul Mars Spensaku Bagus saya ciptakan sendiri dan diarsemen oleh guru kesenian, Cecep Amelia. Mars ini berisi ajakan untuk bergerak bersama mewujudkan visi menjadi insan teladan, membanggakan bangsa dan Kab. Kuningan. Mars ini selalu dinyanyikan oleh seluruh siswa setiap hari Senin dalam upacara bendera. Kelima, menciptakan budaya kompetitif dengan mengikutsertakan siswa guru dan kepala sekolah dalam berbagai lomba. Hal ini dimaksudkan agar tidak hanya siswa guru dan kepala sekolah yang ikut lomba, juga memotivasi dan menginpirasi seluruhnya untuk menjadi juara,” papar H Adang.
Berikutnya, untuk meningkatkan daya kompetitif dan kolaboratif dalam meraih prestasi, maka lembaga mengikuti kegiatan-kegiatan diantaranya mengikuti seleksi sekolah penggerak, guru penggerak, sekolah adiwiyata, sekolah ramah anak, dan kantin sehat. Ketujuh, dalam meningkatkan kualitas pembelajaran maka memanfaatkan teknologi seperti e-learning dan artificial intelligence sehingga diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Kedepan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman maka lingkungan sekolah ditata melalui program sekolah adiwiyata bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Terakhir, untuk menciptakan ruang dan fasilitas belajar yang nyaman dan aman, diusulkan rehabilitasi sekolah melalui dana alokasi khusus (DAK) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dari usaha yang sudah dilakukan selama 3 tahun lebih melalui inovasi kepemimpinan transformasional membuahkan hasil yang sangat signifikan sehingga dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah dan pihak terkait.
Apa saja dampak dari perubahan tersebut? Adalah raihan prestasi siswa juara internasional sebanyak dua orang, juara nasional sebanyak 14 orang, juara provinsi sebanyak 23 orang, juara wilayah tiga cirebon sebanyak 25 orang dan juara Kabupaten sebanyak 97 orang. Raihan prestasi sekolah secara kelembagaan masuk lolos program sekolah penggerak Tahun 2022, lolos 10 orang menjadi guru penggerak, lolos satu orang guru pada seleksi Japan peace innovation Summit 2024.
Selain itu, penghargaan Sekolah Adwiyata Nasional tahun 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penghargaan sekolah ramah anak tahun 2021 dari Bupati Kuningan, penghargaan kantin sehat tahun 2022 dari BPOM RI, mitra kerja sama dengan Hiroshima University dalam Res study tahun 2022 dan yang terakhir perolehan cukup menggembirakan dalam raport pendidikan tahun 2024 yaitu sebesar 2,84.
Selain itu, peningkatan kualitas pembelajaran pemanfaatan media digital e-learning dan artificial intelligence telah memberikan dampak positif terhadap kualitas pembelajaran menjadi lebih interaktif, dinamis dan menyenangkan. Sehingga motivasi belajar siswa lebih besar dan rata-rata ketercapaian tujuan pelajaran lebih meningkat dan menunjukkan hasil yang cukup tinggi. Kepemimpinan transformasional membawa perubahan terhadap prestasi siswa, prestasi sekolah secara kelembagaan kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang kondusif.
“Faktor kepemimpinan kepala sekolah yang terus memotivasi, menginspirasi dan menggerakkan warga secara konsisten merupakan hal yang utama. Termasuk budaya kompetitif dan kolaboratif diciptakan ikut mengantarkan pencapaian prestasi sekolah. Kepemimpinan transformasional membuktikan, bahwa perubahan positif adalah hasil kolaborasi dan komitmen bersama. Semoga karya baik ini bisa bermanfaat untuk dunia pendidikan, khususnya bagi masyarakat Kab. Kuningan,” ungkap H Adang, mengakhiri pembicaraan. (HEM/BK)