Selasa, 11/26/2024 04:54:00 PM WIB
BirokrasHeadline

Banyaknya Swing Voters dan Isu Gagal Bayar Berpotensi Tingkatkan Golput di Pilkada Kuningan 2024

Advertisment

 


KUNINGAN, (BK).- 

Pilkada Kuningan 2024 diprediksi akan diwarnai tingginya angka golput. Fenomena ini terjadi akibat kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap calon bupati, yang sebagian dinilai terlibat dalam kegagalan pengelolaan keuangan daerah atau gagal bayar.

Ketua Umum Aliansi Putera Daerah Jawa Barat (APDA Jabar), Wildan, menyatakan pihaknya telah melakukan riset dan survei independen terkait partisipasi masyarakat dalam Pilkada Kuningan. Survei tersebut melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk petani, pedagang, pegawai kantoran, hingga pelajar dan mahasiswa.

"Kami menemukan banyak masyarakat yang masih bingung menentukan pilihan. Sebagian dari mereka mengaku ragu karena beberapa calon bupati dianggap terkait dengan masalah gagal bayar. Hal ini membuat mereka khawatir bahwa jika calon tersebut terpilih, masalah serupa akan terulang," ujar Wildan, Senin (25/11/2024).

Menurut Wildan, ada dua faktor utama yang menjadi penyebab kebimbangan pemilih. "Faktor pertama adalah kesibukan masyarakat pada hari pencoblosan, seperti pekerja di rumah sakit, swalayan, dan pertokoan. Faktor kedua, masyarakat ragu terhadap calon yang dianggap tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam pengelolaan keuangan daerah," imbuhnya.

Sekretaris Jenderal APDA Jabar, Faisal, mengungkapkan bahwa sekitar 20-30 persen pemilih di Kuningan tergolong swing voters atau pemilih mengambang. Kelompok ini didominasi oleh anak muda yang merasa kurang terakomodasi oleh para calon bupati.

"Banyak anak muda, terutama pelajar dan mahasiswa, memilih bersikap apatis. Salah satu responden bahkan berkata, ‘Duka ah lieur kedah milih nu mana, da pejabat mah sami wae, ayeuna ngemis-ngemis suara, isukan mah mun jadi sok poho ka rakyat’ (Tidak tahu harus memilih siapa, karena pejabat sama saja, sekarang minta suara, besok lupa rakyat)," kata Faisal.

Selain itu, Faisal menyebut swing voters didominasi oleh kaum rasional yang lebih mengutamakan ide dan gagasan dibandingkan bujuk rayu tim sukses. "Sayangnya, hingga saat ini, belum ada visi-misi calon bupati yang dianggap ideal oleh mereka," tambahnya.

Dengan tingginya jumlah swing voters dan potensi angka golput, Pilkada Kuningan 2024 menghadapi tantangan besar dalam memastikan legitimasi hasil pemilu. Masyarakat dan calon bupati diharapkan dapat menciptakan solusi untuk meningkatkan kepercayaan publik serta partisipasi pemilih. (Apip/ BK)