Advertisment
Peringatan hari pahlawan nasional digelar tersendiri di halaman Kantor Kementerian Agama (Kemang) Kabupaten Kuningan, sesuai surat edaran Sekretaris Jenderal Kemenag RI nomor 31 tahun 2024, tentang peringatan hari pahlawan, Minggu 10 Nopember 2024.
Pelaksanaan upacara berjalan dengan Hidmat bertindak selaku pembina upacara H. Ahmad Fauzi, S.Ag, M.Si dilangsungkan dengan pembacaan teks pidato Menteri Sosial Saefullah Yusup dalam upacara hari pahlawan tersebut. Upacara di ikuti seluruh pejabat Kemenag, Kepala Kantor, Kasubbag TU, para Kasi dan penyelenggara beserta seluruh pegawai dilingkungan Kementerian Agama
“Kita harus merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang telah di perjuangkan oleh para pahlawan terdahulu sebagai Kusuma Bangsa dengan memberikan inovasi inovasi secara positif. Oleh sebab itu, kita sebagai genarasi penerus bangsa harus menjungjung tinggi serta melaksanakan nilai-nilai kepahlawanan dalam membangun negeri ini,” tutur H Ahmad Fauzi.
Adapun “Cintai Negerimu” mengandung makna bahwa apapun bentuk pengabdian kita harus memberikan sumbangsih yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia. Terlebih dalam situasi global yang sukar diprediksi ini maka mencintai negeri adalah juga dengan memperkuat jalinan kesetiakawanan sosial, memperkuat persatuan dan solidaritas sosial, menghidupkan kembali nilai sosial persaudaraan sesama anak bangsa.
Oleh sebab itu, lanjut Fauzi, semangat kepahlawanan harus menjadi basis dalam setiap pembangunan, menciptakan kemakmuran yang merata, mewujudkan peradaban sosial sepanjang hayat, mewujudkan kesejahteraan sosial yang inklusif untuk rakyat seluruh bangsa. Kemajuan sebuah bangsa bukan saja diukur dari kemampuannya mengatasi krisis ekonomi, melainkan bagaimana sebuah bangsa juga diukur dari kemampuannya menanggulangi permasalahan sosial. Terkait perkembangan zaman, apakah pahlawan hanya milik masa lalu? Apakah dimungkinkan muncul pahlawan saat ini mengingat koridor perjuangan fisik untuk mendirikan negara telah selesai dengan terbentuknya NKRI?
“Tentunya pertanyaan itu sangat sempit jika dikaitkan bahwa ladang perjuangan hanya pada saat pembentukan Negara. Tantangannya ke depan bahwa kita sepakat NKRI adalah untuk masa depan, rumah kita bersama sampai akhir hayat, tentunya ini membuka kesempatan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk berbuat yang terbaik dalam koridor menjadikan NKRI sebagai bangsa yang bermartabat dalam pergaulan global,” tuturnya.
Ditambahkan dia, siapapun berkesempatan untuk berjuang mempertahankan NKRI dan membangun kemajuan NKRI. Meski tugas para pahlawan terdahulu telah selesai dan berhasil mewujudkan NKRI, maka berikutnya kita berharap muncul sosok pahlawan yang memberikan pencerahan, memberikan harapan dan melakukan tindakan terhormat membawa bangsa Indonesia mencapai kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Itu semua dapat dilakukan oleh siapapun. Oleh karenanya kita berharap peringatan Hari Pahlawan dari tahun ke tahun tidak sekedar ulang tahun mengulang-ulang apa yang rutin kita lakukan, kita berharap pada setiap momen Peringatan Hari Pahlawan muncul semangat baru, muncul sosok warga negara Indonesia yang berhasil mengeluarkan inovasi baru untuk mengimplementasikan nilai kepahlawanan sesuai dengan tantangannya saat ini.
“Pada akhirnya jangan pernah lelah untuk berbuat yang terbaik meneladani dan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan. Mari kita implementasikan sifat- sifat kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial di tengah masyarakat mulai dari diri kita, mulai dari hal yang paling kecil yang dapat dilakukan di sekitar kita untuk kemaslahatan masyarakat,” pungkasnya. (HEM/BK)