Advertisment
KUNINGAN, (BK).-
Sejumlah peserta dengan penuh hidmat dan semangat mengikuti Kemah Bhakti Budaya Gunung Ciremai 2024 PGRI se-Wilayah Ciayumajakuning berlangsung di Bumi Perkemahan Palutungan Desa Cisantana Kecamatan Cigugur, Sabtu (9/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Pejabat (Pj) Bupati Agus Toyib, mengemukakan, bahwa Kemah Bhakti Budaya Gunung Ciremai ini merupakan momentum penting untuk menyatukan para pendidik se-Wilayah Ciayumajakuning. Kehadiran kita di sini bukan hanya untuk berkumpul, tetapi juga untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan memperkuat tekad kita dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Dalam hal ini, Gunung Ciremai yang kaya akan sumber daya alam ini menjadi ikon wilayah adalah saksi betapa budaya dan alam dapat bersatu menjadi inspirasi bagi kita semua.
“PGRI yang merupakan organisasi para pendidik, tentu kita menyadari bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan bangsa. Bapak dan Ibu guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembentuk karakter generasi muda. Dalam dunia yang semakin modern, perkembangan teknologi, serta perubahan sosial yang begitu pesat, maka tanggung jawab kita semakin besar untuk menjaga agar budaya bangsa tidak luntur,” ungkap Agus Toyib.
Untuk itu, Pj Bupati Agus Tyoyib, menjelaskan, bahwa kegiatan Kemah Bhakti Budaya ini juga mengajarkan kita untuk mempererat persatuan dan solidaritas antar pendidik dari berbagai daerah. Dengan semangat kebersamaan, kita dapat saling belajar dan menginspirasi untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan dan kemajuan budaya bangsa. Semoga acara ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi menjadi ajang untuk merencanakan langkah konkret dalam upaya pelestarian budaya yang dapat kita implementasikan di lingkungan pendidikan kita masing-masing.
“Melalui kegiatan ini, kita bisa memetik hikmah untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Gunung Ciremai adalah bagian dari alam yang perlu kita jaga kelestariannya, agar generasi mendatang bisa tetap merasakan keindahannya. Mari kita jaga dan lestarikan alam sekitar kita sebagai bagian dari budaya kita, karena budaya tidak hanya berbicara tentang warisan tradisi, tetapi juga tentang hubungan harmonis antara manusia dengan alamnya,” pesan Agus Toyib. kepada seluruh peserta Kemah Bhakti Budaya.
Ketua PGRI Kab. Kuningan, H Pipin Mansur Aripin, mengemukakan, Gunung Ciremai ini masuk dalam sebuah kurikulum untuk diajarkan dalam berbagai satuan pendidikan, dari mulai TK hingga perguruan tinggi, khususnya yang ada di Kab. Kuningan. Ke depan diharapkan, kurikulum Gunung Ciremai ini tidak hanya berlaku di kalangan pendidikan di Kab. Kuningan, juga di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jabar. Sebab Gunung Ciremai ini memiliki potensi dan sumber daya alam (SDA) yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia sehingga perlu dijaga, dirumat dan dilestarikan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat. (HEM/BK)