Suhaedi (67), warga Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan, telah lebih dari 20 tahun menggeluti usaha jual beli pisang dan kelapa. Selain itu, ia juga mengolah sukun menjadi keripik yang kini menjadi andalan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Saat ditemui di tempat pengambilan sukun, Senin (6/1/25), Suhaedi menjelaskan bahwa ia lebih sering berjualan pisang dan kelapa. "Kalau musim sukun datang, baru saya olah jadi keripik. Kalau jumlahnya sedikit, ya saya kerjakan sendiri," ujarnya.
Pria yang telah lama menjalani usaha ini mengaku memproduksi keripik sukun dengan peralatan seadanya.
"Saya potong manual pakai pisau biasa. Belum bisa beli alat khusus, jadi seadanya saja," tambahnya sambil tersenyum.
Saat ditemui di tempat pengambilan sukun, Senin (6/1/25), Suhaedi menjelaskan bahwa ia lebih sering berjualan pisang dan kelapa. "Kalau musim sukun datang, baru saya olah jadi keripik. Kalau jumlahnya sedikit, ya saya kerjakan sendiri," ujarnya.
Pria yang telah lama menjalani usaha ini mengaku memproduksi keripik sukun dengan peralatan seadanya.
"Saya potong manual pakai pisau biasa. Belum bisa beli alat khusus, jadi seadanya saja," tambahnya sambil tersenyum.
Advertisment
Modal usaha Suhaedi berasal dari tabungan pribadi. "Sekarang modal saya sekitar lima juta rupiah. Itu untuk beli pohon sukun dan kebutuhan lainnya. Kadang-kadang modalnya terpakai sedikit demi sedikit," jelasnya.
Suhaedi membeli sukun dari petani setempat dengan harga bervariasi, antara Rp250 ribu hingga Rp600 ribu per pohon, tergantung banyaknya buah.
"Saya jual Rp50.000 per kilogram kalau ada yang datang langsung ke rumah. Saya juga jual secara online," imbuhnya.
Setiap bungkus keripik sukun dijual dengan harga Rp50.000. "Keuntungannya memang tipis, tapi alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari," kata Suhaedi.
Meski dengan segala keterbatasan, Suhaedi tetap optimis. Ia berharap agar generasi muda tidak ragu untuk berwirausaha.
"Saya harap anak muda tidak malas. Usaha ini bisa jadi peluang besar kalau ditekuni," pesannya.
Kisah Suhaedi ini menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar, terutama generasi muda yang ingin mencoba peruntungan di bidang agribisnis. Dengan semangat dan kerja kerasnya, Suhaedi terus berusaha memperbaiki usahanya meskipun dengan segala keterbatasan. (Apip/BK)
Suhaedi membeli sukun dari petani setempat dengan harga bervariasi, antara Rp250 ribu hingga Rp600 ribu per pohon, tergantung banyaknya buah.
"Saya jual Rp50.000 per kilogram kalau ada yang datang langsung ke rumah. Saya juga jual secara online," imbuhnya.
Setiap bungkus keripik sukun dijual dengan harga Rp50.000. "Keuntungannya memang tipis, tapi alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari-hari," kata Suhaedi.
Meski dengan segala keterbatasan, Suhaedi tetap optimis. Ia berharap agar generasi muda tidak ragu untuk berwirausaha.
"Saya harap anak muda tidak malas. Usaha ini bisa jadi peluang besar kalau ditekuni," pesannya.
Kisah Suhaedi ini menjadi inspirasi bagi masyarakat sekitar, terutama generasi muda yang ingin mencoba peruntungan di bidang agribisnis. Dengan semangat dan kerja kerasnya, Suhaedi terus berusaha memperbaiki usahanya meskipun dengan segala keterbatasan. (Apip/BK)